Malang, 3 Desember 2025 — Jawa Timur telah ditetapkan sebagai kunci utama dan motor percepatan pencapaian swasembada gula nasional oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, sehingga Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) segera memobilisasi program Anggaran Biaya Tambahan (ABT) 2025. Aksi nyata ini dipimpin oleh Direktur Hilirisasi Ditjenbun, Kuntoro Boga, bersama TNI dan Pemerintah Daerah, yang melakukan koordinasi dan verifikasi CPCL (Calon Petani Calon Lahan) Bongkar Ratoon di Kabupaten Malang. Target Jatim telah disesuaikan menjadi 51.000 Ha (dari 71,000 Ha), namun konsentrasi utama tetap di Malang dengan alokasi 15,000 Ha, yang harus tuntas sebelum 20 Desember.

Bupati Malang menekankan perlunya skema perluasan tebu yang masif, seraya menggarisbawahi bahwa program Bongkar Ratoon harus mengutamakan benih berkualitas karena menyangkut hajat hidup petani. Program ini vital karena secara ilmiah dapat meningkatkan produktivitas (ton/ha) dan rendemen (%) tebu secara signifikan. Pangdam menegaskan bahwa TNI akan membentuk Tim Gabungan dan mendirikan Posko di tiap desa (diintegrasikan di Dinas) untuk memantau progres dan menegakkan aturan. Jenderal Supaat mengonfirmasi ketersediaan lahan baru yang siap tanam, termasuk program tumpang sari.

Menanggapi kendala kecepatan administrasi, Kuntoro Boga menyederhanakan persyaratan: “Untuk persyaratan menyusul harus ditindaklanjuti lebih dahulu yang penting kelengkapan dokumen harus diutamakan.”. Malang harus memiliki ekosistem tebu yang semakin baik di Indonesia, dan kami akan memfasilitasi hingga 20 triliun rupiah di sektor perkebunan tahun depan.”. Aksi ini menegaskan komitmen Ditjenbun untuk mewujudkan instruksi pimpinan dan mencapai Swasembada Gula Nasional.