Dinas Pertanian Fakfak Pelajari Inovasi Perbenihan dan Penanganan Pascapanen untuk Daya Saing Global
Diposting Senin, 25 Agustus 2025 04:08 pmAmbon, 25 Agustus 2025 — Balai Besar Perbenihan dan Pelindungan Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Ambon memulai rangkaian bimbingan teknis (bimtek) yang dirancang khusus untuk meningkatkan kapasitas Dinas Pertanian Kabupaten Fakfak. Kegiatan ini bertujuan memperkuat sektor perkebunan, mulai dari hulu hingga hilir, dengan menekankan pentingnya kualitas benih, inovasi budidaya, dan penanganan pascapanen yang berstandar internasional.
Agenda hari pertama dimulai di kantor BBPPTP Ambon, dengan Kepala Balai Kardiyono menyambut rombongan dari Dinas Pertanian Fakfak. Kardiyono menegaskan peran vital BBPPTP dalam perbenihan dan perlindungan tanaman perkebunan. Ia menjelaskan bahwa seluruh kegiatan pembibitan dan penangkaran harus berkoordinasi dengan Balai untuk memastikan setiap benih yang diedarkan memenuhi standar mutu. Ini juga penting untuk memprediksi ketersediaan benih di Maluku, terutama untuk mendukung program-program pemerintah seperti ABT (Alokasi Benih Tanaman).
Standar teknis sertifikasi benih pala, yang tertuang dalam Kepmentan No. 82 Tahun 2023, menjadi topik utama. Kepmentan ini memberikan pedoman rinci tentang kriteria benih siap edar, termasuk umur benih 8 hingga 30 bulan, serta standar minimum untuk tinggi, diameter, dan jumlah daun. Kardiyono menekankan bahwa sosialisasi aturan ini penting agar benih yang berusia di atas 15 bulan tidak lagi dimusnahkan, karena masih bisa disertifikasi hingga umur 30 bulan. Ia juga mengajak Dinas Pertanian Fakfak untuk menyampaikan masukan terkait revisi NSPK, terutama mengenai kendala yang dihadapi di lapangan.
Selanjutnya, tim mengunjungi Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Ambon untuk mempelajari pengolahan minyak kayu putih. Dr. Edward J. Dompeipen, M.Si., dari Kementerian Perindustrian, memaparkan secara komprehensif tentang manfaat dan kandungan minyak kayu putih, yang banyak digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, dan makanan. Minyak kayu putih memiliki beragam manfaat, terutama dalam industri farmasi untuk produk seperti balsem, minyak angin, dan disinfektan. Minyak ini juga digunakan dalam produk kecantikan (lotion, aromaterapi) dan bahkan sebagai penyedap rasa makanan. Kandungan utamanya, 1,8-Cineole (Eucalyptol), merupakan komponen dominan (44,76–60,19%) yang memberikan aroma khas dan sifat terapeutik. Ia juga memaparkan tiga metode penyulingan—rebus, kukus, dan uap—serta keunggulan penggunaan ketel stainless steel yang dapat meningkatkan rendemen minyak dari 0.8% menjadi 1.2%. Mutu produk ini diatur oleh SNI 3954:2014 dan RSNI 3954:2024. Kunjungan ini memberikan pemahaman tentang bagaimana standarisasi dan inovasi dapat meningkatkan nilai jual produk perkebunan.