BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PELINDUNGAN TANAMAN PERKEBUNAN AMBON
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

RESPONS CEPAT SERANGAN KUTU PERISAI, BBPPTP AMBON DORONG TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAYATI MELALUI ZOOM BERSAMA LINTAS SEKTOR.

Diposting     Rabu, 23 Juli 2025 03:07 pm    Oleh    Admin Balai Ambon



Ambon, 23 Juli 2025 – Balai Besar Perbenihan dan Pelindungan Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Ambon mengadakan Rapat Teknis dengan tema “Teknologi Pengendalian Hayati Penanganan Kutu Perisai” secara daring melalui Zoom. Kegiatan ini merupakan respons cepat terhadap laporan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) kutu perisai (Aspidiotus destructor) yang menyerang tanaman kelapa di Kabupaten Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan.

 

Rapat ini dipimpin langsung oleh Kepala BBPPTP Ambon, Dr. Kardiyono, S.T.P., M.Si., dan dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat Perlindungan Perkebunan, Plt. Kepala UPT Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, serta pakar pengendalian hayati dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Wagiman, M.Si.

Dalam sambutannya, Dr. Kardiyono menekankan urgensi pengendalian OPT untuk menjaga produktivitas kelapa sebagai komoditas strategis perkebunan nasional. Perwakilan dari Direktorat Perlindungan Perkebunan, Ibu Ratri Wibawanti, juga menggarisbawahi pentingnya pelaporan data ke dalam sistem Sipereda OPT, serta mendorong pengamatan dan identifikasi musuh alami secara berkelanjutan.

 

Berdasarkan laporan petugas pengamat OPT di lapangan, serangan kutu perisai disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kelembaban tinggi, angin kencang, dan kerapatan tanam yang menyebabkan kerusakan pada daun dan buah kelapa. Upaya pengendalian mekanik yang dilakukan belum memberikan hasil yang optimal.

Prof. Wagiman dalam paparannya menjelaskan bahwa serangan kutu perisai telah menjadi permasalahan berulang di berbagai wilayah Indonesia sejak tahun 1955. Beliau merekomendasikan pendekatan pengendalian hayati, khususnya pemanfaatan predator alami Chilocorus politus yang mampu memangsa hingga 280 kutu per hari. Teknologi ini telah berhasil diterapkan di beberapa lokasi, termasuk di Teluk Wondama, Papua Barat.

 

Sebagai tindak lanjut, BBPPTP Ambon bersama UPT Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan akan memperkuat kegiatan pengamatan, identifikasi, dan monitoring musuh alami di lapangan. BBPPTP Ambon berkomitmen untuk mendukung penuh penerapan teknologi pengendalian hayati demi menekan populasi kutu perisai secara efektif dan menjaga kesinambungan produksi kelapa di Kabupaten Selayar.


Bagikan Artikel Ini