Tim BBPPTP Ambon Observasi Pohon Induk Cengkih Hutan, Optimalkan Potensi Ekonomi Seram Bagian Barat
Diposting Senin, 08 September 2025 08:09 amSERAM BAGIAN BARAT, 02 September 2025 – Tim Perbenihan Balai Besar Perbenihan dan Pelindungan Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Ambon melakukan observasi intensif di wilayah Seram Bagian Barat terhadap komoditi cengkih hutan. Kegiatan yang dilaksanakan 02 September 2025 ini berfokus pada pengambilan data karakter morfologi dan agronomi pohon induk cengkih hutan (cengke utang) dengan tujuan untuk menyeleksi pohon induk cengkih hutan terbaik sebagai indukkan sumber benih unggul. Observasi ini merupakan langkah krusial untuk melegalisasi varietas lokal yang memiliki potensi ekonomi besar dan telah menjadi komoditas andalan masyarakat setempat. Dalam mengidentifikasi pohon induk yang berproduksi tinggi, sehat dan bebas dari hama penyakit, Tim BBPPTP Ambon didampingi oleh penanggungjawab pertanaman cengkih hutan milik Awat Wenno di Desa Latu Kec. Amalatu Kab. Seram Bagian Barat
Pengembangan cengkih hutan menjadi prioritas setelah pemetaan menunjukkan potensi ekonomi yang signifikan. Di Kecamatan Amalatu, misalnya, tercatat produksi cengkih hutan kering mencapai 85 ton dengan nilai transaksi hingga Rp7 miliar pada tahun 2024 (Medcom.id, 2024; SindoNews, 2024). Angka ini menunjukkan bahwa cengkih hutan telah menjadi tulang punggung perekonomian lokal, khususnya di desa-desa seperti Hualoy, Latu, dan Tomalehu (Medcom.id, 2024). Potensi ini didukung oleh karakteristik unik cengkih hutan yang menjanjikan, termasuk usia panen yang relatif singkat yaitu 1 tahun sekali, adaptasi yang baik terhadap kondisi lahan, dan yang terpenting, ketahanan alami terhadap hama perusak utama (Medcom.id, 2024) seperti penggerek batang cengkih yang sering menjadi momok bagi petani (Patty, 2013) dan bebas dari penyakit seperti penyakit Sumatra, cacar daun cengkeh, dan busuk akar, yang dapat menyebabkan kematian pohon hingga kerugian total.
Observasi pohon indukkan cengkih hutan yang berusia 50 – 70 tahun merupakan bagian dari seleksi pemuliaan tanaman cengkih hutan dalam penyusunan proposal usulan Pelepasan Varietas Cengkih Hutan yang telah disupervisi/monev oleh Tim Penilai Varietas (PVT).
Pada kegiatan ini, tim BBPPTP Ambon menemukan bahwa kondisi lahan di kebun milik Awat Wenno sangat baik. Lahan bersih dari sampah dan gulma, serta memiliki pencahayaan yang optimal, sehingga mendukung pertumbuhan cengkih hutan yang subur. Hal ini sesuai dengan praktik budidaya yang dianjurkan untuk cengkih, di mana tanaman membutuhkan sinar matahari minimal delapan jam per hari (Balai Besar Perbenihan dan Pelindungan Tanaman Perkebunan, 2022).
Observasi ini menjadi tonggak penting dalam upaya pelepasan varietas cengkih hutan untuk mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah sebagai varietas unggul yang dapat diedarkan dan dikomersialisasikan serta memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan petani di Seram Bagian Barat.
Daftar Pustaka:
– Balai Besar Perbenihan dan Pelindungan Tanaman Perkebunan. (2022, November 15). Hama dan penyakit tanaman pala serta pengendalian secara pengendalian hama terpadu. Diakses dari https://balaimedan.ditjenbun.pertanian.go.id/hama-dan-penyakit-tanaman-pala-serta-pengendalian-secara-pengendalian-hama-terpadu/
– Patty, J. (2013). Kerusakkan tanaman pala akibat hama dan penyakit di Karloming, Kesui, Kabupaten Seram Bagian Timur. Jurnal Budidaya Pertanian, 9(1), 47-51.
– Medcom.id. (2024, Oktober 8). Jadi Komoditas Unggulan, Pengembangan Cengkih Hutan di Amalatu Digenjot. Diakses dari https://www.medcom.id/nasional/daerah/xkEDvA9b-jadi-komoditas-unggulan-pengembangan-cengkih-hutan-di-amalatu-digenjot
– Fahrurozi, S. H. (2024, Oktober 9). Cengkeh Hutan Jadi Komoditas Andalan Masyarakat Amalatu Maluku. SindoNews. Diakses dari https://daerah.sindonews.com/read/1469789/174/cengkeh-hutan-jadi-komoditas-andalan-masyarakat-amalatu-maluku-1728432606